Rabu, 09 November 2022

Karya Siswa Kelompok 1

Karya Siswa Kelompok 1

Bulan Ke-1 (16 Oktober s.d 15 November 2022)

Karya adalah sebuah hasil pemikiran kreatif seseorang yang tidak dapat dibatasi. Seseorang dapat berkarya secara bebas menurut imajinasinya masing-masing. Dalam kegiatan mengikuti Tantangan Membaca Kabupaten Bandung Barat, anggota  GLS Satu Hati SMP Negeri 1 Cipongkor membuat satu buah karya berupa cerpen, puisi, dan pantun setiap periodenya. Berikut karya yang dihasilkan oleh siswa anggota GLS Satu Hati pada periode 16 Oktober sampai dengan 15 November 2022


Pembimbing : Novy Citra Pratiwi, S.Pd

Nama Penulis: Syakila Maulidia

Judul: Keajaiban Yang Tak Terduga

Bentuk karya : Cerpen


Di sebuah kampung  yang bernama bunga sepatu hiduplah kakak beradik mereka hidup rukun bersama walau tampa ibu dan ayah. Ibu mereka telah tiada dan ayah mereka pergi entah kemana sebelum ibu mereka tiada. Suatu hari Rina(kakak) pergi mencuci baju ke sungai semetara Rafa(adik) pergi mencari kayu bakar. Saat di perjalanan pulang Rafa sedih karena tidak mendapatkan kayu bakar ia bertemu dengan seorang kakek yang terlihat keberatan membawa setumpuk kayu bakar yang sangat banyak Rafa ingin membantu kakek itu Rafa bertanya

  "kek apakah kakek keberatan? Boleh kah saya membantu?"

Tanya Rafa sambil tersenyum kepada si kakek kemudian kakek menjawab dengan wajah yang terlihat sangat lelah

  "Terimakasih anak muda kau sungguh baik ingin membantu kakek yang payah ini."

Jawab kakek itu keliatan bahagia kemudian Rafa menjawab sambil berjalan besama kakek itu.

  "Sudah seharusnya kita saling membantu."

Tak lama kemudian mereka sudah berada di dekat kampung bunga sepatu kakek itu berkata kepada Rafa

  "Anak muda kita sudah sampai terimalah ini sebagai tanda terimakasih kakek kepada mu"

Kakek itu memberikan sebagian kayu bakar itu dan satu mangkuk yang berwarna kuning keemasan kemudian Rafa menjawab.

  "Tidak usah kek saya ikhlas membantu kakek"

Kakek menjawab 

  "Terimalah anak muda kakek tahu kamu pergi kehutan untuk mecari kayu bakar terimalah dan mangkuk ini sebagai tanda terimakasih dari kakek."

Kake berkata sambil memberikan mangkuk itu kepada Rafa. Rafa memandangi mangkuk itu kemundian saat ia ingin berterimakasih kakek sudah tidak ada hanya ada setumpuk kayu bakar di depannya

  "Terimakasih kek... eh dimana kakek..kek...kek?"

Sambil berjalan menuju rumah Rafa membawa mangkuk itu dan sebagian kayu bakar yang telah di siapkan tak terasa ia sudah berada di depan rumahnya kakak nya sudah menunggu dan melihat mangkuk yang di pegang adiknya itu dan bertanya

  "Rafa dari mana kamu mendapatkan mangkuk ini?"

Rafa menjawab dengan wajah yang masih kebingungan 

  "Aku mendapatkan dari kakek tua yang sudah ku bantu ia memberikan mangkuk sebagai tanda terimakasih."

  "Ooh jadi begitu boleh kakak gunakan mangkuk ini?"

 Tanya Rina kakak nya rafa menjawab 

  "Tentu saja boleh"

Rafa memberikan mangkuk itu kepada kakaknya namun aneh nya saat kakak nya tak sengaja menaruh satu biji beras tiba tiba beras itu berubah menjadi semangkuk nasi kakak nya bingung dan bertanya.

  "Apa apa yang terjadi?"

Rafa yang menemani kakanya memasak ikut kebingungan. Namun karna rasa penasaran mereka meletakan satu lembar daun kangkung kemudian "bumm" berubah menjadi sayur  kemudian mereka menyadari bahwa mangkuk ini adalah mangkuk ajaib mereka bersyukur bisa memilikinya mereka berjanji akan menggunakan manguk itu sebaik baik nya.


Pembimbing : Novy Citra Pratiwi, S.Pd

Nama Penulis: Mutiara

Judul: Apa Salah Raya ya?

Bentuk karya : Cerpen


Pada saat itu hari kelulusan ku, ah ngomong ngomong aku sekarang duduk di kelas 9 smp dan namaku adalah raya, Naraya.

Aku sedang bersiap-siap untuk hari ini, ini hari kelulusan ku. Aku sudah siap untuk berangkat dan Sekarang aku sedang menunggu kakak ku untuk mengantarkan aku ke sekolah ibu mungkin akan menyusul nanti datangnya. Aku sudah sampai dan melihat teman teman seperti biasa sudah menungguku di depan gerbang sekolah, mereka terlihat cantik. Kami masuk ke dalam ruangan karena acara pembagian raport sudah akan di mulai satu persatu nama dari absen di sebut dan maju ke atas panggung bersama orang tuanya aku menunggu namaku di sebut. Aku bertanya kepada Alisa teman kelasku "ca, mama kamu mana kok belum kelihatan, ini sebentar lagi giliran kamu loh" ujarku kepada Alisa yang lebih sering di panggil Caca "aku ambil raport nya sama ayah. Tapi ayah mana ya kok lama banget?" Tanya Alisa 

Nama Alisa sudah di panggil mau tidak mau dia harus maju ke panggung untuk mengambil raport nya tiba-tiba dari kejauhan datang seorang pria paruh baya membawa bucket Bunga besar yang hampir menutupi wajahnya Alisa dengan perasaan lega tersenyum ke arah pria tu, sepertinya itu ayahnya. Tapi aku agak familiar dengan perawakan nya.

Alisa turun dan memeluk pria itu, dia menyodorkan bucket besar tadi kepada Alisa, sepertinya ayahnya bangga Alisa menjadi juara kelas pria itu duduk di sebelah kiri Alisa yang duduk di sebelah ku, pria itu membuka maskernya. Aku benar-benar terkejut saat melihat bahwa ayah Alisa adalah ayahku mataku berkaca-kaca melihat ayah yang menghadiri acara kelulusan ku meskipun dia datang bukan untukku aku mendengar jelas bahwa ayah Alisa ah atau ayah ku berbicara bangga memiliki anak sepertinya mataku tiba-tiba berkaca kaca Alisa yang duduk di sebelah ku menyadari bahwa daritadi bahu ku bergetar seperti sedang menahan untuk tidak menangis

"Eh, Ray kenapa?" Kata Alisa yang menatapku aku tidak melihat ke arah nya dan langsung menjawab "eh aku gak kenapa kenapa ca?" Ujarku sekarang giliran ku untuk maju ke depan bersama ibu, ibu tiba tiba mengelus punggungku dan berkata "udah ya jangan murung terus ya" katanya sambil tersenyum tipis.

Aku melihat Ayah yang sedang sendirian mencari Alisa yang hilang entah pergi kemana aku berniat untuk menghampiri ayah jika kalian bertanya kenapa aku sangat berani untuk menghampirinya itu karena aku benar-benar merindukan ayah seperti tiba-tiba saja ada yang mendorongku untuk menemui nya hanya untuk mengobrol sedikit. Dia menatapku dari atas sampai bawah dan hendak pergi aku pun membuka mulut dan bertanya "Ayah bisa raya bicara sebentar saja?" Tanyaku "saya buru-buru, mau mencari Alisa" aku pun mengatakan kepadanya "ayah raya rindu ayah, ayah dari mana saja?, Kenapa ayah menikah lagi?, Apa kita tidak bisa seperti dulu lagi?...." Raya berhenti sebentar karena menahan tangisannya yang sudah tidak bisa terbendung lagi pria itu membalikkan badannya dan menatap raya "omongan kamu tidak jelas, jelas jelas saya ini ayah Alisa bukan ayahmu" ujarnya sambil menekan kata ayah nya "kenapa ayah benci raya? Apa salah raya?" Kata raya sambil sesenggukan menangis "kamu sudah tau bukan apa jawaban saya? KARENA KAMU ITU SEPERTI IBU KAMU, MUDAH DI BODOHI ,TIDAK TAU MALU DAN TIDAK ADA YANG BISA DI BANGGAKAN DARI KALIAN BERDUA. sudahlah tidak berguna juga saya marah marah kepada kamu, kalian berdua menjijikkan" raya masih menundukkan kepalanya dan menangis dia benar benar tidak menyangka bahwa ayahnya akan berkata seperti itu dia marah,kecewa,sedih dan masih tidak percaya kata kata ayahnya masih berdenging di telinga nya dia pulang dengan mata sembab dan suara hampir habis karena menangis.

Pada saat itu juga aku berharap tidak pernah lagi bertemu dengan pria seperti itu, pria  yang menyakiti dua hati sekaligus, ibu dan aku....


Pembimbing : Novy Citra Pratiwi, S.Pd

Nama Penulis: Uswatun Hasanah

Judul: Cerita Hari Minggu

Bentuk karya : Cerpen


                      
Di suatu hari kamu sudah berjanjian untuk bermain di hari Minggu aku Uswatun Hasanah dan aku mempunyai 3 sahabat yang pertama Nazwa kedua Salwa dan ketiga Santika Nazwa satu kampung bersamaku Salwa juga rumahnya tak jauh dariku memang beda kampung tapi dekat kalau Santika rumahnya jauh di Mareleng Cijenuk jadi hari Minggu aku hanya bermain dengan Nazwa dan Salwa aku berjanjian untuk jajan ke tempat seblak langganan kita juga untuk ngeprint ke konter yang jaraknya tak jauh dari warung seblak itu akupun mencuci dulu pakaian - pakaian sekolah untuk dipakai dihari senin dan seterusnya setelah aku beres mencuci lalu menjemurnya aku bergegas untuk makan pas aku lagi makan Salwa sudah memanggilku di depan rumah aku  segera memakau jilbabku sesudah makan tidak lupa aku minum dan aku meminta uang untuk aku ngeprint dan jajan nanti ibuku memberiku uang 20.000 aku pun menghampiri Salwa yang sudah menungguku akupun menyapanya "lama gak?" Salwa pun menjawab "gak juga" ucap Salwa sembari senyum "owh,ngomong ngomong kamu bawa handphone?" Tanyaku "bawa,kan mau ngeprint nya lewat handphone"jawab Salwa.Akupun senyum seakan - akan lupa kalau kita akan ngeprint nya lewat handphone,Diperjalanan menuju rumah Nazwa aku ngobrol canda ria tak terasa sudah sampai di rumah Nazwa,aku dan Salwa memanggilnya "Nazwaaaaaaaaaa"berbarengan "apaaaa,sini masuk"ucap Nazwa "diteras aja ah gerah" karena kita datangnya jam sepuluhan sembari cuaca nya panas jadi kita memilih untuk di teras "oh iya tunggu dulu ya"ucap nya "iya" kataku, Tidak lama Nazwa siap kami pun berjalan ke konter dan pulangnya kami jajan meskipun jaraknya agak jauh kami jalan saja biar sehat itung - itung lari siang setelah sampai ternyata lumayan banyak orang di konternya banyak yang ambil uang, transfer,bayar token, dan banyak lagi maklum hari Minggu
"Cape juga ya,banyak orang lagi" keluh Nazwa "Iya memang tapi harus gimana lagi orang kita datangnya baru aja harus ngantri" kataku Nazwa mengangguk,setelah beberapa menit penuh kesabaran kita pun ditanya sama ibu yang punya konter nya "mau apa neng?" Tanya  ibu  itu "Ngeprint Bu" jawab Nazwa, Ibu itu malah senyum sambil berkata "Bapak dadun nya gak ada neng" ucap ibu  itu "Emang ibu nya gak bisa gitu Bu?" Celetuk Nazwa "gak bisa neng takutnya salah nanti jadi jelek lagi print nan nya mau?" ucap ibu itu seraya mendelik "Oh yaudah kalau gitu makasih" ucap Nazwa sembari kesal,ibu itu tidak menjawab ucapan makasih Nazwa
Kami pun pergi dari konter itu "Cape - cape ke sini,ngantri lagi ehh gak ada tukang ngeprint nya" ucap Salwa sembari menendang batu koral di jalan 
"Besok dikumpulin nya lagi"ucap ku "ehh iyaaaa tugas Bu Kiki lagi inituh" kata Nazwa "semoga aja Bu Kiki nya gak masuk untuk besok Selasa aja" ucap Salwa "Amiiiinnnn" ucap kita bebarengan.Setelah kita marah - marah dan ngobrolin besok kita sampai di warung seblak dan membeli seblak dan untung di warungnya gak terlalu banyak orang cuman yang nongkrong - nongkrong doang  jadi kita buru - buru di ladangin dan langsung pulang gak main dulu di rumah Nazwa karena lelah. itulah cerita saya di Hari Minggu

Pembimbing : Novy Citra Pratiwi, S.Pd

Nama Penulis: Nazwa Destyana Puteri

Judul: Cahaya Mimpi

Bentuk karya : Puisi

  


 Rintik hujan membasahi rambut

Begitu indah mengulang masa yang tlah luput

          Ku tersenyum dengan seribu luka

Ku rahasiakan dengan beribu tawa

Ku bahagia di selimuti sandiwara

           Hidup...

Kurasa tlah meredup

Memberikan luka yang tak pernah cukup

           Tuhan...

Apakah takdir hidupku serumit ini?

Hidupku sepi bagai lorong sunyi

Ku jejaki lorong kosong berharap ku temukan cahaya mimpi

Yang dapat membuatku bahagia dengan murni

Meski tak kan bisa tuk kembali lagi.


Pembimbing : Novy Citra Pratiwi, S.Pd

Nama Penulis: Neng Salwa

Judul: Penuh Dengan Kata Kecewa

Bentuk karya : Puisi


Dunia telah mengajariku mempertahankan diri

Mempertahankan diri dari segala penyakit hati.


Dunia lebih bermakna daripada cinta

Keindahan dunia membuatku terpesona 

Dibandingkan dengan sebuah cinta yg kasat mata

Membakar segala benci dan dendam curiga.


Cinta hanya membuat kita meneteskan air mata

Membuat hati terluka

Dan memendam rasa kecewa.


Bila ku menyusuri kali kenangan

Dengan syahdu malam

Dan terdengar banyak keluhan

Dari batu hati yg terendam.

Yg kubayangkan hanyalah kegelapan yg mendalam.


Baiknya jadi diri sendiri 

Dibanding menjadi seseorang yg sering tersakiti

Dibawakannya perilaku keji dan dengki


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karya Kepala Sekolah Bulan Ke-5

   Karya Kepala Sekolah Bulan Ke-5 (1 Maret s.d 31 Maret 2023) Tujuan Utama Wahai insan Suatu hari termenunglah akan segala coba Sang Ilahi ...