Senin, 30 Januari 2023

Karya Guru Pembimbing 3 Bulan Ke-3

 

Karya Guru Pembimbing 3

Bulan Ke-3 (1 Januari s.d 30 Januari 2023)

Lani Mulyani, S.Pd


Judul: 

Semangat mulai merapuh

                Awal kata yang tak tau apa itu semangat

                Mulai mengarungi dengan terus mencoba

                Namun keyakinan itu mulai  pudar 

                Harapan pun mulai sirna.


                Tuhan

                Aku tak berdaya

                Aku tak bisa memilih dengan keyakinan yang ada dipikiranku,

                Karena memilih  itu sulit.


                Tuhan...

                kenapa dengan pikiran ini

                Samarkan keinginan yang selalu datang keraguan. 

                Hati selalu menjerit seakan mimpi itu terasa jauh 

                Tuhan berikan selalu petunjuk

                Agar aku bisa memilih yang terbaik

Karya Guru Pembimbing 2 Bulan Ke-3

 

Karya Guru Pembimbing 2

Bulan Ke-3 (1 Januari s.d 30 Januari 2023)

Hanifah Munfarijah, S.Pd, Gr


Jenis Karya: Puisi

Judul : 

RASANYA

Mencoba membuka tirai lewat deras hujan

Tapi tak jua ku lihat pelangi

Bergelut dengan pikiran 

Mencoba mencari jawaban


Ah ...

Rasanya bosan

Mengundang awan tak kunjung datang

Terik ini terasa begitu panjang

Terus menggoda untuk meronta


Mungkin harus kuluapkan

Atau ...

Ku hentakkan kaki saja

Atau ...

Diam saja


Ah ...

Rasanya tak stragis itu

Dikedalaman hati asa ini tetap terpatri

Menunggu mereka untuk berlari

Menjadi diri yang mandiri


💖💪





Karya Guru Pembimbing 1 Bulan Ke-3

 

Karya Guru Pembimbing 1

Bulan Ke-3 (1 Januari  s.d 30 Januari 2023)

Novy Citra Pratiwi, S.Pd



Judul : Segmen Waktu

Jenis karya : Cerpen


Aku selalu mengambil tempat yang jarang terjangkau keramaian. Karena, dengan begitu aku bisa kembali mengenang banyak hal tentangnya dengan begitu baik. Ada selembar kertas yang dia tinggalkan di kenangan hari itu, yang membuatku tersenyum karena ada namaku dalam guratan-guratan tinta yang dia tulis di atasnya.

Pertama kali aku mengenalnya, aku segera menge-capnya sebagai ‘Si Anak Bengal’ yang tidak pernah ingin kusebut namanya. Penampilannya urakan, pakaiannya tidak pernah dan tidak akan rapi sampai Guru BP meneriaki namanya dan menghukumnya. Dia datang sebagai anak baru saat aku berada di sekolah menengah atas, kami berada di kelas yang sama. Aku tidak membencinya, tapi mungkin saja dia sudah menandaiku sebagai musuh di kali pertama pertemuan kami tanpa alasan yang kuketahui.

Dia sudah tujuh kali masuk ruangan BP saat baru bersekolah selama tiga bulan. Dan kebanyakan aku terlibat di dalamnya.

Aku begitu ingat, saat itu panas matahari yang terik tengah menyiram lapangan upacara. Ruang terbuka yang dikelilingi oleh bangunan kelas berbentuk huruf U itu seakan menyala, memberi tahu, atau bahkan mengancam, siapa pun yang menjejaknya, dia akan terbakar. Namun, aku tidak bisa menghindarinya. Aku berlama-lama diam di lapangan upacara untuk menurunkan tasku yang berada jauh di pucuk tiang bendera. Si Anak Bengal yang tidak mau kusebut namanya itu memberi tahu dengan secarik kertas bahwa dia baru saja menggerek tasku menggantikan posisi bendera latihan yang sejak jam istirahat berkibar.

Saat berhasil kuturunkan, dari balkon lantai dua, suara tepuk tangan terdengar. Si Anak Bengal itu bersorak untuk keberhasilanku. Sebagai gantinya, aku mengacungkan kepalan tangan dengan mata melotot, memberi tahu bahwa aku akan mengejarnya untuk memberikan tinju.

Sesaat setelah aku berlari dari lapangan upacara untuk mengejarnya, aku dapati Si Anak Bengal itu tertawa dan kabur dari kejaranku.

Hari berikutnya, aku ingat saat itu hujan turun begitu deras dan aku hanya bisa menunggu reda di bawah naungan kanopi halte sekolah. Sepi, orang-orang sudah menaiki jemputan dan berbagai angkutan umum sementara aku masih menunggu bus yang biasa mengantarku pulang. Namun, tiba-tiba sebuah tarikan di pergelangan tangan membuat tubuhku berbaur dengan air hujan. Si Anak Bengal itu pelakunya, dia tertawa begitu keras melihat wajahku yang panik karena dalam sekejap tubuhku basah kuyup oleh air hujan.

“Semua bukuku basah!” teriakku.

Dia, anak laki-laki itu, segera mengeluarkan jaketnya dari dalam tas dan merungkupkannya ke kepalaku. Setelahnya, dia menarik tanganku, mengajakku ke arah parkiran untuk menemukan motornya yang terparkir di sana. Lalu, "Aku antar pulang,” ujarnya, tanpa meminta persetujuanku.

Setelahnya, aku tidak menemukan keberadaan Si Anak Bengal selama satu minggu di sekolah. Seharusnya hidupku tenang, karena aku tidak lagi menemukan masalah dalam hidupku selama tujuh hari ini. Namun, saat aku sedang berada di salah satu sudut ruangan perpustakaan, tiba-tiba saja seseorang hadir dan duduk di sisiku.

Si Anak Bengal itu lagi, dia datang entah dari mana asalnya, karena sejak tadi aku sibuk menekuri buku yang halamannya tidak kubuka sejak sepuluh menit lalu. “Aku cari-cari kamu,” ujarnya. Tiba-tiba saja dia mengeluarkan sepasang earphone dan menyelipkannya satu di telingaku. Setelah itu, tanpa menunggu responsku, dia bergerak menelungkup, menyimpan wajah di antara dua lengannya yang terlipat.

Ada suara lagu yang mengalun dari earphone di telinga kiriku, berbaur dengan suara air hujan di luar jendela yang kacanya terbuka, angin bertiup, menampakkan Taman Botani sekolah yang kini basah dengan daun yang bergoyang-goyang diterpa angin dan air.

Sejak hari itu, aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi setiap hari, saat datang ke sekolah hal yang pertama kulakukan adalah memeriksa kehadirannya. Dan hari ini, sudah sepuluh hari dia tidak datang ke sekolah sejak kami menghabiskan waktu berjam-jam berdua di perpustakaan untuk melihat air hujan.

Waktu pulang sekolah tiba. Aku berjalan di trotoar setelah melewati gerbang sekolah. Ada tawa dan obrolan yang saling bertumpang tindih, bising, sementara aku mengurung diri dalam duniaku sendiri. Ke mana perginya Si Anak Bengal selama sepuluh hari ini? Kenapa dia tidak datang ke sekolah dan tidak lagi menggangguku?

Lalu, tiba-tiba saja sebuah mobil menepi. Pintunya yang terbuka membuat langkahku terhenti, seorang wanita paruh baya turun dan berjalan ke arahku. Tersenyum. Dia bertanya, “Windry, ya?” Setelahnya, dia mengenalkan diri. Bicara akan banyak hal. Lalu, pergi meninggalkanku bersama selembar kertas yang dia berikan.

Ada kalimat yang dia ucapkan sebelum benar-benar pergi, “Gilang sudah pergi dengan tenang setelah melewati sakit kanker yang menyakitkan. Tapi … terima kasih karena sudah menjadi alasan Gilang bertahan."

Gilang, nama Si Anak Bengal itu, dan wanita paruh baya tadi adalah ibunya.

Aku tertegun, terpaku di antara lalu lalang orang-orang. Tanganku yang gemetar membuka selembar kertas yang kuterima. Di dalamnya, kubaca pelan-pelan.

Gilang’s Notes

TO DO LIST:

1.              Sekolah.

2.              Menjadi anak nakal dan masuk ruang BP.

3.              Menjahili cewek paling pintar di kelas.

4.              Membonceng cewek ketika hujan.

5.              Masuk ke perpustakaan.

6.              Melihat hujan berdua.

7.              Jatuh cinta.

8.              Terima kasih, Windry.

Kututup kertasnya. Empat tahun sudah berlalu. Dulu, sering aku lewati dengan tangisan jika mengingatnya. Namun kali ini … aku tersenyum. Karena ... setiap membaca kertas itu, aku tahu bahwa setiap segmen yang Gilang lewati, aku hadir di dalamnya. Dan akhir dari segmen waktunya, dia jatuh cinta, padaku. 



Karya Siswa Kelompok 3 Bulan Ke-3

 

Karya Siswa Kelompok 3

Bulan Ke-3 (1 Januari s.d 30 Januari 2023)

Karya adalah sebuah hasil pemikiran kreatif seseorang yang tidak dapat dibatasi. Seseorang dapat berkarya secara bebas menurut imajinasinya masing-masing. Dalam kegiatan mengikuti Tantangan Membaca Kabupaten Bandung Barat, anggota  GLS Satu Hati SMP Negeri 1 Cipongkor membuat satu buah karya berupa cerpen, puisi, dan pantun setiap periodenya. Berikut karya yang dihasilkan oleh siswa anggota GLS Satu Hati pada periode 16 Oktober sampai dengan 15 November 2022

Pembimbing : Lani Mulyani, S.Pd

Nama Penulis: Melani Amalia

Judul: Guruku Pelitaku

Bentuk karya : Puisi

𝘒𝘶𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘬𝘪 𝘪𝘯𝘪 

𝘔𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢𝘩𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘭𝘰𝘳𝘰𝘯𝘨 𝘭𝘰𝘳𝘰𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘫𝘶𝘯𝘨

𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘬𝘶

𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘢𝘪𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘬𝘶 


    𝘒𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘭𝘰𝘳𝘰𝘯𝘨

𝘒𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘱𝘦𝘵 𝘳𝘢𝘪𝘩 𝘤𝘪𝘵𝘢 𝘤𝘪𝘵𝘢

𝘛𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘩 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶? 

𝘈𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵

𝘈𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘬𝘶 𝘩𝘰𝘳𝘮𝘢𝘵𝘪 


Pembimbing : Lani Mulyani, S.Pd

Nama Penulis: Mudhia Khansa Sadidah Hakim

Judul: Harapan

Bentuk karya : Puisi


Tertulis sebuah harapan

Dikertas yang tak terpakai 

Dibuang dan dibiarkan 

Ditulis dengan tinta

Harapan..

Yang terangkai dalam tulisan

Untuk masa depan

Akankah tercapai?..

Harapan..

Harapan yang terkurung di botol

Dibuang dan dibiarkan terbuka bawa arus

Biarkan dia pergi

Entah kemana 

Harapan....

Semua harapan yang tertulis

Sampaikan kepada Allah

Harapanmu ada ditangannya

Dia yang mengatur semuanya

Dia yang akan memberikan kejutan  yang terbaik

Untukmu sang pembuat harapan


Pembimbing : Lani Mulyani, S.Pd

Nama Penulis: Siti Dawiyatun Napisah

Judul: Suara di Lab IPA

Bentuk karya : Cerpen


Namaku Alyza zeanyta alleira Aku murid baru pindahan dari jakarta,ini hari pertama ku pindah sekolah aku sekarang duduk di kelas 8 SMP

Aku sekarang pindah ke SMPN 26 PUTERIAYU yang ada di bandung.

Ini adalah hari pertama ku masuk sekolah baru ku, aku merasa sedikit gugup. sesampai nya aku di pintu gerbang aku merasa sedikit ada yang aneh! tidak tau kenapa bulu kudukku merinding. Kedua mata ku melirik kanan kiri memperhatikan suasana di sekolah baru ku. Dalam hati ku aku berdesis "mengapa orangtua ku memasukan ku ke sekolah jelek dan kumuh seperti ini" tapi yasudah lah mau gimana lagi mungkin ini sekolah paling dekat.


Bel sudah berbunyi tanda nya masuk kelas aku di antar oleh bu sita wali kelasku,setelah sampai di kelas bu sita menyuruhku memperkenalkan diri. singkat cerita,setelah ku memperkenalkan diri akupun di suruh duduk oleh bu sita di sebelah anak yang bernama tiara. Tetapi anak anak di kelasku seperti tidak ada satupun yang tertarik untuk berkenalan denganku,memang penampilanku itu agak cupu tapi ya tidak papa aku suka kok. Jam berlalu waktu istirahat tiba di kelas sudah tidak ada siapa pun, tidak ada yang mengajak ku ke kantin. 


Alyza pun berangkat ke kantin sendirian walaupun dia murid baru dia tidak jaim sama sekali. Dalam perjalanan ke kantin ia melewati suatu bangunan jelek dan seperti nya sudah rusak bangunan itu sepertinya bekas lab IPA dulu karena ada di pintu nya tertulis seperti itu, ia tiba tiba mendengar sesuatu dari dalam bangunan itu seperti ada orang yang bernyanyi, suara nya tidak jelas tetapi terdengar jelek. Alyza pun spontan mengucap


 "suara siapa sih jelek banget". 


Alyza awalnya tidak menghiraukan suara itu dia pun pergi ke kantin.


Hari telah berlalu, sudah satu minggu alyza sekolah di sekolah baru nya. dia belum mendapatkan teman satupun teman temannya terkesan cuek seperti tidak mau berteman dengan nya. tetapi dia tidak peduli biarkan lah.

Dan di dalam satu minggu itu alyza terus saja setiap hari mendengar seorang yang bernyanyi di dalam Lab IPA yang rusak itu.


Di suatu hari bel pulang telah berbunyi alyza penasaran dengan yang bernyanyi di ruangan itu pas waktu pulang ia memberanikan diri pergi untuk melihat nya.

Alyza pun masuk ke ruangan tersebut ia mendengar samar samar ada yang bernyanyi dia merasa ketakutan tetapi ia terus masuk kedalam tiba tiba pintu ruangan itu tertutup. Alyza pun kaget, sontak ia berteriak memimta tolong.


" Tolong......! Tetapi tidak ada seorang pun yang datang ia ingin pergi tetapi seperti ada yang menarik tangan nya seolah olah alyza tidak boleh keluar. Teriakan alyza semakin kuat tetapi tetap saja tidak ada yang datang.


Tiba tiba sesuatu aneh muncul dari balik pintu. Kepala, anak seusiaku. matanya melotot ke arahku, aku tidak kuat melihatnya itu sangat menakutkan namun dengan merunduk aku berbicara


"Kamu siapa lepasin akuu!!"


Dia hanya tertawa dan berbicara kepadaku.


"Kamu kan yang bilang suara ku jelek!!


Aku tidak kuat aku hanya menangis dan merunduk.


" Aku minta maaf..!"


Seketika,dia pun berdiri di hadapanku. Pelan pelan ku pandang dia,tingginya tidak jauh denganku, dia tiba tiba memelukku dan akupun juga memberanikan diri untuk memeluknya juga.

Sejak saat itu kami pun bersahabat, dia selalu menemaniku dan bermain denganku di sekolah. Sesekali ku temani dia di Lab IPA ini dan bernyanyi bersama lagu kesukaannya.


"Walaupun dirimu tak bersayaaap...ku akan percaya kau mampu terbang bawa diriku...tanpa takut dan ragu. Walaupun kau bukan titisan dewa.... Ku tak kan kecewa karena kau jadi kan ku sang dewiii.... Dalam taman surgawi oooo!!"


Aku merasa sangat senang bisa kenal dengan dia, walaupun kita sahabat tak sedunia namun kita tetap sehati. 


Aku melihat kesedihan di wajahnya saat aku sudah lulus SMP, dia tidak ingin aku pergi, dia pun melambaikan tangan seiringnya kepergianku dari sekolah itu.

Tapi sampai saat ini aku tidak akan melupakkan nya, setiap minggu aku selalu berkunjung ke sekolah untuk ke ruangan Lab  dan mendoakan sahabatku itu.



Pembimbing : Lani Mulyani, S.Pd

Nama Penulis: Saskia Ramadania

Judul    : Sendiriku

Bentuk karya : Puisi


Terasa sepi separuh waktu ku

selalu sendiri

tanpa dirimu jiwa ku lemah dan tak berdaya


Haruskah aku arungi kerinduan ini

wajah mu selalu terbayang di setiap malam

selalu menghantuiku dan tak mampu aku menepis nya

bantal guling yang menjadi saksi tangis rinduku



  

Pembimbing : Lani Mulyani, S.Pd

Nama Penulis   : Alina Zakiatul Fahiroh

Judul : Rasa yah salah

Bentuk karya : Puisi


Rasa yang salah 


Aku tak tahu kenapa ini terjadi.. 

Mengapa kau mendekati ku? 

Hanya untuk sebuah obsensimu

Kau perjuangan cintaku

Tak pernah kau lelah mengejarku

Meyakinkan cintamu dengan ketulusan hatimu.. 

Akhirnya akupun luluh 

Hari demi hari kau selalu ada

Menemani menghiburku bila dekat denganmu aku merasa nyaman dan bahagia 

Kenapa kau sentuh hati ku dengan cintamu

Kenpa kau hadirkan rasa ini 

Logikaku di kalahkan dengan perasaanku 

Aku tau ini kesalahan kita

Rasa cinta yang salah di antara kita

Karena kitu sudah memiliki cinta yang lain 

Dirimu telah bersamanya

Begitupun aku tidak dengan siapapun

Tetapi mengapa rasa cinta padamu

Terlalu kuat di hati

Hingga aku sulit melupakan mu


Karya Siswa Kelompok 2 Bulan Ke-3

 

Karya Siswa Kelompok 2

Bulan Ke-3 (1 Januari s.d 30 Januari 2023)


Karya adalah sebuah hasil pemikiran kreatif seseorang yang tidak dapat dibatasi. Seseorang dapat berkarya secara bebas menurut imajinasinya masing-masing. Dalam kegiatan mengikuti Tantangan Membaca Kabupaten Bandung Barat, anggota  GLS Satu Hati SMP Negeri 1 Cipongkor membuat satu buah karya berupa cerpen, puisi, dan pantun setiap periodenya. Berikut karya yang dihasilkan oleh siswa anggota GLS Satu Hati pada periode 16 Oktober sampai dengan 15 November 2022 :


Pembimbing : Hanifah Munfarijah, S.Pd, Gr

Nama Penulis: Enjelika Riztiani

Judul: Senja

Bentuk karya : Puisi


Senja

Melukiskan sebuah cerita 

Untuk satu hal yang bahagia

Membuatku tertawa

Akhirnya terjatuh dan menangis

Mengingatkan ku pada satu nama

Dia…

Telah pergi

Membuatku menangis sendiri

Tanpa berpamitan…

Tanpa sebuah pesan

Hanyalah senja

Menemaniku dalam sebuah cerita 

Menjadikan teman baru untuk bahagia





Pembimbing : Hanifah Munfarijah, S.Pd, Gr

Nama Penulis: Marya Ulfa

Judul: Sunyi

Bentuk karya : Puisi


Sunyi


Seperti angin menyapa malam 

Sedingin air yang kugenggam

Sepi merenggut jiwa

Sunyi…

Bunyi itu…

Hanya hampa yang didengarku

Ragaku berontak

Memandangi sifat kehidupan

Jejak teriakan berguguran

Hilang dari pandangan ini

Itulah aku….

Antara belenggu atau rindu?



Pembimbing : Hanifah Munfarijah, S.Pd, Gr

Nama Penulis: Nisa Humaerah

Judul: Mengagumimu

Bentuk karya : Puisi


  Mengagumi

Setiap malam kutatap awan yang menghitam

Teringat lekukan wajah yang selalu ku dambakan

Berulang kali lengkungan bibirku tertampak

Disaat bayanganmu melintasi otak


Senyumnya yang selalu membuat candu

Hanya bisa dilihat dari lampau

Matanya yang selalu sayu

Senantiasa membuat hati ini berdenyut

 

Entah sampai kapan ini usai

Namun,kagum ini mungkin tak kan selesai



Pembimbing : Hanifah Munfarijah, S.Pd, Gr

Nama Penulis: Aulia Azzahra

Judul: Kepergianmu

Bentuk karya : Puisi

Kepergianmu


Aku menatap satu gundukan tanah

Dimana Banyak bunga yang bertebaran

Menyambut satu perpisahan yang membuat ku hancur 

Mengantar satu kepulangan,yang tak pernah aku bayangkan

Pagi dimana fajar mulai menampakkan dirinya,aku kehilanganmu

Padahal sore tadi, kita masih bercanda gurau



Patah bukan lagi patah,lebur tidak berbentuk sudah

Hancur bukan lagi hancur, adakah yang lebih menyakitkan daripada di tinggal mati?

Sedih bukan lagi sedih, kehilanganmu adalah titik dimana kesedihanku takkan berakhir

Layu sudah bungaku, sahabatku, cahayaku dan rumahku 

Semuanya ikut menemani kepergian mu




Pembimbing : Hanifah Munfarijah, S.Pd, Gr

Nama Penulis: Lutpiatuj Jakiah

Judul: Mengajarkan tentang Bersikap Rendah Hati

Bentuk karya : Cerpen




Ada seorang anak bernama Fitri. Dia murid kelas 6 SD yang sangat pintar dan baik hati. Di sekolah punya banyak teman yang menyukainya karena sikapnya tersebut. Semua ingin berteman dengan Fitri.


Ada lagi anak perempuan bernama Ita, ia berbanding terbalik dengan Fitri. Ia pintar, tapi sangat sombong. Temannya hanya dua, yaitu Lisa dan Lily, gadis kembar di sekolahnya.


Suatu hari, ibu guru mengumumkan bahwa akan ada perlombaan membaca pidato dua minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6 membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin ikut seleksi.


Fitri dan Ita ikut berpartisipasi. Setiap hari mereka selalu latihan membaca pidato agar lolos seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba, keduanya memberikan tampilan yang memukau lalu dinyatakan lolos.


Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja membanggakan dirinya, menyatakan bahwa pasti ia akan juara. Sebab, sebelumnya dia juga pernah menjadi juara waktu kelas 5 SD di lomba pidato.


Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-hentinya berdoa dan berlatih, mencoba menghafal kembali teks pidato. Ita pun dipanggil lebih dulu, sang juara kelas 5 SD kini mendadak lupa teks pidato yang sudah dihafalnya.


Setelah itu, Fitri maju dan memberikan penampilan yang sangat bagus. Semua juri kagum, termasuk Bu Yati yang saat itu datang untuk menemani mereka lomba.


Pengumuman pun tiba, Fitri keluar menjadi juara satu. Sedangkan Ita harus menahan air matanya karena dia tidak menang sama sekali.

Karya Kepala Sekolah Bulan Ke-5

   Karya Kepala Sekolah Bulan Ke-5 (1 Maret s.d 31 Maret 2023) Tujuan Utama Wahai insan Suatu hari termenunglah akan segala coba Sang Ilahi ...